Abstrak. Bioetanol sebagai energi alternatif dari biomasa rumput alang-alang (Imperata cylindrica) telah berhasil di produksi menggunakan metode SSF (Simultaneous Saccharification and Fermentation). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh waktu sakarifikasi dan fermentasi rumput alang-alang pada produksi bioetanol yang dihasilkan. Biomasa rumput alang-alang mengandung 40,22% selulosa, 18,40% hemiselulosa, dan 31,29% lignin. Proses delignifikasi menggunakan NaOH 10% mampu menghilangkan lignin dan hemiselulosa sebesar 27,6046% dari berat kering biomasa. Tahap sakarifikasi dan fermentasi memanfaatkan mikroorganisme Aspergillus niger dan Saccharomyces cerevisiae. Mikroorganisme membutuhakan waktu pertumbuahan hingga mempu mengolah selulosa menjadi bioetanol. Maka dari itu dilakukan variasi waktu sakarifikasi dan fermentasi selama 3, 5, 7 dan 9 hari. Hari ke-7 menghasilkan kadar bioetanol terbaik yakni 30% dengan nilai densitas sebesar 0,94454 g/ml. Berdasarkan data tersebut menunjukan bahwa waktu sakarifikasi dan fermentasi mempengaruhi produksi bioetanol.
Selulosa Dan Hemiselulosa Pdf Download
2ff7e9595c
Comments